Jumat, 05 April 2013

info-info yamaha byson


Yamaha Byson dan Karburator PE 28 (KW), gagal total


Byson-Hitam
Sejalan dengan semakin mahalnya bbm, para pembuat sepeda motor juga berlomba-lomba membuat sepeda motor yang lebih hemat bbm agar motor bikinannya menjadi lebih diinginkan konsumen. Misalnya dengan aplikasi karburator tipe vakum. Berbeda dengan karbu konvensional yang langsung menyemburkan udara dan bensin begitu gas dipuntir, karbu vakum hanya menyemprotkan bensin bila terjadi kevakuman di dalam silindernya. Artinya, suplai bensin hanya terjadi jika dibutuhkan. Efeknya adalah pemakaian bbm yang hemat dan efisien. Namun akibatnya, pembakaran terjadi kurang spontan yang mengakibatkan tarikan mesin juga smooth, alias kurang responsif.

Oleh karenanya sudah  beberapa lama saya saya ingin (lihat tulisan ini) mengaplikasikan karbu tipe lawas, Keihin PE28, karbu konvensional agar tarikan Bysonnya jauh lebih responsif. Ini sebenarnya keinginan yang genit saja disertai rasa ingin tahu yang besar karena secara fungsional tidak ada masalah dengan performa Byson penulis. Tapi siapa tahu tarikannya memang bisa tambah greng lagi.
Di pasaran banyak ditawarkan karbu ini. Kebanyakan adalah KW alias tiruannya. Namun, KW ini pun terdiri dari berbagai jenis. Dari yang 300 ribuan sampai dengan 900 ribuan. Namun, karena tiruan, kita tidak pernah tahu mana yang bagus dan mana yang jelek. Pada produk tiruan, tidak selalu harga  berbanding lurus dengan mutu, karena terpulang kembali kepada kejujuran penjual ataupun pembuatnya.
Oleh karena itu setelah sempat diwanti-wanti untuk tidak membeli sendiri, saya kemudian memasrahkan pembelian sekaligus pemasangannya kepada montir bengkel dekat rumah.
Ada beberapa penyesuaian yang dilakukan. Pertama kabel gas. Kabel gas yang lama tidak kompatibel dengan karbu PE oleh karenanya mesti diganti. Berbagai kabel dicoba. Kabel-kabel gas bebek, bahkan vespa dicoba. Kurang sesuai. Namun akhirnya ketemu kabel yang cukup panjang. Kabel gas Scorpio. Dipotong sedikit dan disimpul ujungnya dengan gulungan benang yang dilem, sebagai pengganti bandul timahnya untuk pengait di skep silindernya.
Sementara ukuran saluran outlet karbu PE tidak sama ukurannya dengan selang yang ada sehingga harus diganti dengan bahan lain. Browsing kesana kemari menyarankan menggunakan selang karet radioator mobil yang kemudian diklem. Mengingat ukuran karbu PE yang sedikit lebih mungil dari karbu bawaannya, selang filter mesti ditarik sedikit ke depan dan posisi tabung filter dimajukan sedikit sekira 1 cm.
Gambar
Hasil
Motor bisa dihidupkan dan berjalan lansam pada putaran rendah. Tarikan dirasakan sangat responsif pada putaran rendah dan sedang. Namun menyentuh 6000rpm ke atas, mesin terbatuk-batuk dan kehilangan tenaga. Berbagai penyesuaian dilakukan. Misalnya membuka saringan udara ataupun penyetelan pasokan udara. Namun sulit sekali mencapai rpm tinggi. Akhirnya Karbunya tidak jadi digunakan.
Analisa
Dari analisa bodoh-bodohan yang saya lakukan ada beberapa sebab yang mungkin bisa menjadi penyebabnya. Pertama, karbu yang diperoleh memiliki kualitas yang jelek. Namun pendapat ini sedikit banyaknya dipatahkan karena setelah karbu tersebut dicobakan ke Yamaha Mio terbukti berfungsi bagus.
Kedua, spuyer PJ dan MJ nya kurang cocok (kekecilan atau kebesaran). Berbagai ukuran PJ dan MJ tidak bisa dicoba karena keterbatasan inventory bengkel tersebut. Secara teoritis PJ dan MJ bawaan PE tersebut sebenarnya tidak perlu diganti, namun penulis perkirakan, dengan porting dan polishing yang dilakukan tempo hari membuat konfigurasi PJ dan MJ harus diubah.
Penutup
Rasanya penulis harus sekali lagi mencoba dengan variasi PJ dan MJ yang lebih kecil atau besar. Opsi terakhir adalah menggunakan karbu Keihin PE 28 yang asli yang sangat mahal. Beli gak ya? Amat berisiko jika ternyata tidak cocok lagi. Jadi penulis masih pikir-pikir. Sementara ini harus puas dulu dengan karbu bawaan Byson yang asli. Atau PE 28 Daytona? Hemmm.

Tidak ada komentar: